Minggu, 17 Mei 2015

8 Orang Tewas Tergulung Ombak di Pantai Indosat Serdang Bedagai

        

           Serdangbedagaiku- Ombak besar menggulung delapan orang yang sedang menikmati liburan di kawasan Pantai Cermin, Dusun IV Karya Tani, Desa Pantai Cermin Kiri, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Mereka pun tenggelam di laut.

          Kejadian berawal saat kedelapan korban tewas tersebut yang berasal dari berbagai daerah sedang menikmati liburan dengan mandi-mandi di bibir pantai yang terletak tepat di belakang Kantor Indosat di Serdang Bedagai, Minggu (17/5/2015).

          Tiba-tiba ombak besar datang dan menghantam sejumlah wisatawan yang sedang berlibur di kawasan tersebut. Diduga, delapan korban tewas akibat tidak sempat menyelamatkan diri.

          Mendengar kabar tersebut, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Helfi Assegaf mengatakan pihaknya telah menurunkan tim untuk melakukan evakuasi dan pencarian terhadap kemungkinan adanya korban lain.

          "Tim sudah turun dan seluruh korban yang meninggal sudah berhasil diidentifikasi dan saat ini sedang dalam proses pemulangan ke rumah duka masing-masing. Para korban selamat juga telah dibawa ke Rumah Sakit Sawit Indah Perbaungan," beber MP Nainggolan.

          Adapun delapan korban tewas tenggelam di laut yang telah diidentifikasi adalah Jihan Chairunisa dan Sri Nani Utami warga Jalan Sei Rotan, Kecamatan Medan Tembung, serta Nazua warga Seintis, Kecamatan Medan Tembung.

          Selain itu, Puji Astria, Anggun dan Aldilah Pratiwi yang merupakan penduduk Lingkungan X Desa Tualang Kecamatan Perbaungan. Selanjutnya, M Suriadi dan Dewi Aisyah Sembiring, warga Jalan Bilal Ujung. (Ans)

sumber gambar : beritasumut.com
sumber artikel : news.liputan6.com

posterd by : Irwansyah Putra Manurung

Senin, 11 Mei 2015

Daftar Kecamatan Di Serdang Bedagai

Berikut ini daftar Kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang  Bedagai :







1.Kecamatan Bandar Khalipah

2.Kecamatan Bintang Bayu

3.Kecamatan Dolok Masihul

4. Kecamatan Dolok Merawan

5. Kecamatan Kotarih

6.Kecamatan Pantai Cermin

7.Kecamatan Pegajahan

8.Kecamatan Perbaungan

9. Kecamatan Sei Bamban

10.Kecamatan Sei Rampah

11.Kecamatan Serba Jadi

12.Kecamatan Silindak
13. Kecamatan Sipispis

14.Kecamatan Tanjung Beringin

15.Kecamatan Teluk Mengkudu

16.Kecamatan Tebing Syahbandar

17.Kecamatan Tebingtinggi


 Semoga Bermanfaat  !!                        Posted By : Enrani Silaban
   

Pantai Sialang Buah - Wisata Indah di Serdang Bedagai


Pantai Sialang Buah terletak di Desa Sialang Buah 
( Desa dimana saya dilahirkan ) Kecamatan Teluk Mengkudu, berjarak 60 Km dari Kota Medan atau 8 Km dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai).
Jalan menuju pantai ini tidak terlalu sulit, jika ingin mengunjungi pantai ini, kita akan melewati beberapa desa sebelum sampai ke pantai Sialang Buah.
Berikut ini daftar desa yang akan dilewati menuju Pantai Sialang Buah (bisa juga sebagai peta agar tidak bingung ) :
1. Desa Matapao
2. Desa Pasar Baru
                                                                                    3. Desa Pekan Sialang Buah
                                                                                    4. Desa Sialang Buah
                                                                                    5. Desa Taliair (Kp.Kristen SialangBuah)
                                                                                    6. Desa Taiwan

Setelah melewati desa desa tersebut, maka kita akan sampai di Pantai Sialang Buah,

      Pantai Sialang Buah Merupakan Pantai termurah dibandingkan Pantai2 yang lainnya di Serdang Bedagai
Hanya Dengan Membayar Rp.2.000 - Rp.3.000 pada hari biasa dan Rp.5.000 rupiah pada hari Libur dan Rp.8.000 Pada Hari2 Besar (sudah termasuk biaya parkir Roda2) anda sudah bisa memasuki Kawasan Pantai Sialang Buah ini.

Semasuknnya Anda di Pantai ini, anda akan disambut oleh penduduk sekitar yang amat sangat ramah, karena itu memang keunggulan pantai ini, orang orang yang ramah lah yang membuat banyak pengunjung tidak bosan untuk mengunjungi pantai ini.

Pantai Sialang Buah merupakan tempat yang pas untuk rekreasi bersama keluarga, air laut yang bersih serta pasir putih yang berkilau kilau menambah indahnya pantai ini, dan Pantai Sialang Buah ini juga merupakan satu satunya Pantai yang Lautnya beralaskan Pasir ( kalau pantai lain disekitarnya beralaskan lumpur).

Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Pantai Sialang Buah juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Oleh Karena itu, banyak pengunjung yang datang ke paintai ini bukan hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga membeli ikan ikan laut segar.

Dipinggir pantai terdapat pondok pondok santai dan warung makanan dengan harga yang sangat murah . Juga tersedia tempat penyewaan ban (pelampung) bagi pengunjung yang ingin berenang dipantai. 
Pengunjung juga bisa menaiki kapal2 atau perahu yang disediakan para nelayan sekitar untuk berkeliling laut sambil menyaksikan indahnya lompatan ikan lumba-lumba di tengah laut dengan tarif paling mahal Rp.10.000,- (sangat murah dibandingkan di pantai2 lain)
dan dipantai sialangbuah juga sudah ada Banana Boat dan SpeedBoat yang akan membawa kamu ke lautan untuk menikmati indahnya panorama laut tentunya dengan harga yang terjangkau.

Semilir angin yang sejuk membuat pengunjung betah bersantai di pantai ini. 
Bagi anda yang beragama Muslim, Dipantai Sialang Buah ini juga menyedian Mushala di tengah-tengah pantai sehingga anda tidak akan lupa untuk Shalat, sambil berekreasi juga bisa sambil ibadah.

Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun domestik pada hari biasa dan hari libur. Pengunjung dapat membeli souvenir dari kulit kerang yang banyak dijual di pinggir pantai pada hari hari besar seperti hari raya idul fitri sebagai oleh oleh untuk dibawa pulang.
Banyak yang akan anda dapatkan jika anda berkunjung ke pantai ini, penasaran ??
silahkan datang ke Pantai Sialang Buah

Sekian Tentang Pantai SialangBuah, Postingan ini berdasarkan Fakta yang ada di Pantai Sialang Buah Karena Artikel ini saya tulis Sendiri dan saya adalah Putra Daerah Sialang Buah dan Ibu/Bapak saya Setiap Harinya Membeli Ikan di Pantai Sialang Buah, untuk dijual Kembali kepada masyarakat SIALANGBUAH

Posted By : Irwansyah Putra Manurung

SEJARAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI


SEJARAH SERDANG BEDAGAI



          Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai. Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723. tuanku Gandar Wahid, anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak memperdulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar. Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena cacat fisik, sementara Tuanku Umar terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang.

          Melihat hal ini beberapa petinggi wilayah yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh menabalkan Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. wilayah kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat dimana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal. Tuanku Umar atau Raja Osman akhirnya tewas saat pasukan kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatera Timur di tahun 1782. makam Tuanku Umar sampai kini masih ada di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh putranya Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya Tuanku Sabjana ditempatkan sebagai Raja Muda di kampung Kelambir pinggir Sungai Tuan. Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dengan melebarkan wilayah kekuasaan hingga ke Percut dan Serdang Hulu. Kesultanan Siak memberi gelar ”Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814. istrinya adalah putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Anak-anak Tuanku Ainan membuka dan memimpin perkampungan-perkampungan baru.

          Tahun 1817, Tuanku Ainan mangkat dan diganti oleh putra keduanya, Tengku Sinar karena putra pertamanya Tengku Zainal Abidin tewas dalam pertempuran membantu mertuanya di Kampung Punggai. Tengku Sinar di Kampung Punggai. Tengku Sinar kemudian diberi gelar Paduka Sri Sultan Thaf Sinar Bashar Shah. Pada zaman inilah Kesultanan Serdang mengalami kejayaan dengan perdegangan dan pemerintahan yang adil. Perjanjian dagang dengan Inggris dibuat tahun 1823. Tercatat ekspor ketika itu berjumlah 8.000 pikul terdiri lada, tembakau, kacang putih, emas dan kapur barus. Sedangkan Inggris memasok kain-kain buatan Eropa. Wilayah kekuasan sudah melebar mulai dari Percut, Padang Bedagai, Sinembah, Batak Timur sampai Negeri Dolok. Sultan Serdang keempat adalah Tengku Muhammad Basyaruddin yang kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. Ia ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur. 


          Ketika pengaruh Belanda semakin kuat, Sultan Basyarudiin dengan tegas memihak pada Kesultanan Aceh dan melakukan perlawanan. Hal ini membuat ia diberi mandat sebagai Wajir (kuasa) Sultan Aceh dengan wilayah kewajirannya meliputi Langkat hingga Asahan. Sebagai wajir, ia menghadapi kedatangan ekspedisi Belanda yang dipimpin Netscher tahun 1862. Di sisi lain, Sultan Basyaruddin berusaha menjaga perdamaian dengan Kesultanan Deli yang memiliki hubungan akrab dengan Belanda. Namun peperangan dengan Kesultanan Deli sempat pecah ketiak Serdang merebut kembali wilayah Denai. Demikian juga ketika Kesultanan Aceh mengirim 200 kapal perang untuk menyerang Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat, Sultan Basyaruddin turut membantu. Dalam melawan Belanda, Sultan Basyaruddin didukung oleh para raja dan orang-orang besar jajahannya seperti raja Kampung Kelambir: Raja Muda Pangeran Muda Sri Diraja M Takir, Wajir Bedagai: Datuk Putera Raja Negeri Serdang Ahmad Yudha, Wajir Senembah: Kejuruan Seri Diraja Sutan Saidi.

          Melihat perlawanan yang begitu kuat, akhirnya Belanda pada Agustus 1865 menurunkan ribuan pasukannya di Batubara dan Tanjung Balai. Penyerangan ini diberi sandi Ekspedisi Militer melawan Serdang dan Asahan. 30 September, pasukan Belanda sampai di Serdang dan langsung mengejar Sultan Basyaruddin yang bertahan di pedalaman, hingga akhirnya perlawanan tersebut dipatahkan pada 3 Oktober dan Sultan Basyaruddin ditawan Belanda. Belanda kemudian merampas tanah-tanah jajahan Serdang seperti Padang, Bedagai, Percut dan Denai. 20 Desember 1879, Sultan Basyaruddin mangkat di Istana Bogak, Rantau Panjang dan dimakamkan di dekat Stasiun Araskabu. Kesultanan Serdang diteruskan pada Tengku Sulaiman yang saat itu masih dibawah umur, 13 tahun. Ia ditabalkan menjadi Paduka Sri Sultan Tuanku Sulaiman Syariful Alam Shah. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan pamannya Tengku Mustafa bergelar Raja Muda Sri Maharaja diangkat sebagai Wali Sultan. Penabalan ini dilaksanakan di Istana Tanjung Puteri, Bogak, Rantau Panjang. Pengangkatan ini tidak serta merta diakui oleh Residen Belanda. Mereka memberi 3 syarat jika Sultan Sulaiman ingin diakui yakni: Serdang tidak menuntut  daerah-daerah yang telah dirampas Belanda, penetapan tapal batas antara Deli dan Serdang serta Sultan harus tunduk pada kekuasaan Belanda. Namun Sultan Sulaiman tidak perduli. Tahun 1882, Belanda memaksa agar sebagian wilayah Senembah diserahkan kepada Deli dengan imbalan Deli akan menyerahkan kembali Negeri Denai. Sultan Sulaiman baru diakui pada tahun 1887 walau ia tetap tidak setuju atas tapal batas dengan Deli yang ditentukan Belanda.

          Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun istana Kota Galuh dan mesjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Kota ini menjadi tandingan kota Lubuk Pakam karena sultan kemudian membangun kedai, pasar dan pertokoan sehingga ramai. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui namun kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Bahkan ketika pulang bertemu dengan Kaisar Jepang Tenno Heika Meiji Mutshuhito, tapal batas dengan Bedagai telah diperkecil Belanda. Belanda juga menghapus jabatan-jabatan penting kesultanan setelah yang menyandangnya meninggal dunia.

          Di bawah pimpinan Sultan Sulaiman, kesultanan Serdang membangun 2.000 bahu lahan persawahan lengkap dengan irigasinya. Kemudian di tahun 1903 didatangkan transmigran masyarakat Banjar untuk mengolahnya. Sultan juga membuka pabrik belacan dan sabun di Pantai Labu serta membuka perkebunan tembakau di Kuala Bali. Bank Batak dibangun Sultan di Bangun Purba sebagai penunjang roda perekonomian di Serdang. Di bidang pendidikan Sultan mendirikan sekolah Syairussulaiman di Perbaungan. Dalam buku Kronik Mahkota Kesultanan Serdang yang ditulis Tuanku Luckman Sinar Basarsyah, Sultan Sulaiman digambarkan orang yang anti Belanda. Misalnya Sultan Sulaiman adalah orang yang memperjuangkan agar rakyat yang tinggal di sekitar perkebunan tembakau konsesi dibenarkan mengerjakan lahan untuk tanaman padi saat areal perkebunan dibelukarkan. Untuk memastikannya ia membuat kodefikasi tentang Hak Adat Rakyat Penunggu di tahun 1922, hak ini membenarkan siapa saja yang memenuhi syarat untuk memperoleh hak jaluran. Sultan Sulaiman juga dikenal akrab dengan kesenian dan kebudayaan. Ia mendirikan teater ”Indera Ratu” yang membawakan cerita-cerita Melayu, India dan Barat. Sekali setahun teater ini menggelar pertunjukan ke berbagai pelosok Serdang untuk menghibur rakyat secara gratis. Sultan juga menghidupkan teater tradisional ”Makyong” dan wayang kulit jawa yang dihadiahkan oleh Sultan Hamengkubowono VIII. Biasanya kesenian ini digelar pada tiap hari raya di depan Istana Perbaungan.

          Saat perang dunia kedua, Jepang yang masuk ke Serdang melalui Pantai Perupuk Tanjung Tiram, Batubara. Namun pasukan ini terkejut ketika masuk ke istana menemukan gambar Tenno Heika Meiji tergantung di dinding istana. Sejak itu hubungan Sultan Sulaiman dengan tentara pendudukan Jepang terjalin baik. Bahkan Sultan diberikan mobil dengan plat no. 1. jepang juga berjanji tidak akan mengambil pekerja paksa dari Serdang dengan syarat Serdang harus menyuplai beras ke markas-markas Jepang. Sultan Sulaiman juga segera mengibarkan bendera merah putih ketika mendengar proklamasi 17 Agustus 1945 melalui gubernur Sumatera Timur, TM Hassan, Sultan mengirimkan sebuah telegram kepada Presiden Soekarno yang menyatakan kesultanan Serdang serta seluruh daerah taklukannya mengakui kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan dengan segala kekuatan akan mendukungnya. Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional

          Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur tidak bersedia. Akhirnya pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain UUDS Kesatuan yang berdasar dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan UUD 1945. Atas dasar itu kesultanan Serdang masuk dalam kabupaten Deli Serdang. Karena Sumatera Timur dibagi atas 5 afdeling, salah satu diantaranya adalah Deli dan Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen serta terbagi atas 4 (empat) onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh seorang kontrolir.


sumber : http://www.serdangbedagaikab.go.id